Sabtu, 24 April 2010

Hidup Orang Kristen - Kisah Para Rasul 2: 41-47

Gereja mula-mula sungguh merupakan gereja yang sungguh luar biasa. Terkenal dengan semangatnya, kekuatan doanya, mujizatnya dan kebersamaannya. Pengaruh nya luar biasa. Apa yang mereka lakukan lahir dari pengertian akan prinsip-prinsip yang kekal mengenai hidup pribadi, gereja dan masyarakat. Kisah Para Rasul adalah ibarat sebuah "model" atau "cetak biru" bagaimana seharusnya hidup orang Kristen dalam hal kehidupan pribadi, bergereja, dan bermasyarakat saat ini. Secara khusus, kita akan menyoroti KPR 2: 41-47, yang memberikan kepada kita hal-hal yang menjadi esensi dari kehidupan pribadi, bergereja dan bermasyarakat itu sendiri. Yaitu:

1. Berpaut pada ajaran rasuli (ay.42) - "Commited to apostolic teachings

Perhatikan baik-baik sikap dari gereja pertama di dunia: mereka "commited" (berpaut sungguh-sunguh) terhadap kemurnian ajaran para Rasul. Ajaran atau doktrin rasuli tidak mereka kecilkan artinya bagi kehidupan, di tengah dinamika dan aktivitas kehidupan rohani mereka. Para rasul sangat memperhatikan kemurnian ajaran mereka. Sangat berbeda dengan kebanyakan jemaat dewasa ini, yang aktif, dinamik, tapi sayang tidak berpaut kepada Firman Tuhan dan para pemimpin. Hati-hatilah kepada orang yang mau membawa kita kepada ajaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan menurut Firman Tuhan. Sebab di akhir jaman ini Alkitab katakana bahwa akan muncul penyesat-penyesat yang dikuasai oleh roh pemecah belah. Dr. William Menzies, menyatakan, bahwa sejarah gereja menjadi saksi lusinan kebangunan rohani yang besar telah terjadi dari abad ke abad, pasca jaman gereja perdana, namun hanya ada satu yang bertahan cukup lama - Gerakan Pentakosta modern! Mengapa? Karena gerakan ini "commited" terhadap kemurnian ajaran rasuli yang diteruskan dari generasi lepas generasi. Berpautlah kepada pemimpin dan ajaran Firman Tuhan

2. Terkait & terhubung dalam kelompok (ay. 42, 36) - Connected

Hal kedua yang menjadi esensi adalah fokusnya pada hubungan. "…mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." Gereja-gereja rumah (semacam kelompok kecil) adalah ujung tombak dari perkembangan yang luar biasa dari Kekristenan pada abad pertama. Dalam kelompok semacam ini tidak ada "penonton", semua adalah "pemain". Mereka saling berbagi suka, duka, dan beban. Mereka melayani dan dilayani, menghibur dan dihibur, mencukupi dan dicukupi. Gereja mula-mula memiliki kelompok2 kecil dan juga ada kelompok yang lebih besar. Gereja Perdana bertemu secara regular di Bait Allah (2:46). Ibadah raya adalah sebuah "event" yang ditunggu-tunggu sebab di sanalah mereka bisa secara bersama-sama merayakan hadirat Allah yang mulia. Kemudian ada juga dalam kelompok kecil dirumah-rumah. Semuanya terkonek satu dengan yang lain. Sehingga mereka memiliki hubungan yang kokoh. Karena itu tetaplah terkonek dengan gereja Tuhan.

3. Peneguhan melalui tanda dan mukjizat (ay. 43) - Confirmation

Jemaat mula-mula selalu ada kesaksian hidup. Berita, visi, dan misi dari gereja perdana diteguhkan dengan (confirmed by) hadirnya tanda-tanda dan mukjizat. Gereja mula-mula penuh dengan masalah yang telah diubahkan. Orang-orang yang telah dan terus dipulihkan. Semuanya karena ada kuasa Roh Kudus yang meneguhkan berita Injil. Tuhan Yesus menyuruh kita untuk memberitakan Injil dan Ia berjanji untuk menyertai kita atau meneguhkan berita Injil itu.

4. Kepedulian sosial yang cukup tinggi (ay. 44-45) - Caring

Gereja perdana adalah gereja yang punya kepedulian yang luar biasa pada mereka yang sedang menderita. Yang surplus begitu murah hati untuk memberi yang minus hingga dalam KPR 4:34 dikatakan, tak seorangpun dari antara mereka yang berkekurangan." Bahkan pengaruh ini sampai kepada masyarakat sekitar. Itu sebabnya mereka disukai oleh orang banyak, kemudian makin banyak yang dating kepada Tuhan. Dr. George Wood, sekretaris umum GSJA, Amerika menulis, " Tidak ada satupun bagian dari tubuh Kristus Dewasa ini yang dapat menandingi orang-orang Pentakosta dalam kemurahan hati mereka …. untuk menolong mereka yang menderita.". Hidup orang Kristen harus memiliki kepeduliaan sosial yang tinggi.

5. Misi untuk memenangkan petobat baru (ay. 47) - Converts

Tujuan utama dari Baptisan Roh Kudus adalah untuk memberdayakan orang percaya untuk bersaksi (KPR 1:8); karena itu sebuah gereja tanpa converts (petobat baru) hanya sekedar nama belaka. Gereja yang pertama bertumbuh karena "tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Pertanyaannya adalah: melalui siapa Tuhan bekerja untuk menambah jumlah orang yang diselamatkan? Malaikat? Bukan! Tapi melalui orang-orang percaya! Tuhan menyuruh kita untuk selalu memberitakan InjilNya. Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, segmen dari Kekristenan yang mengalami pertumbuhan yang paling pesat adalah kaum Pentakosta. Hanya mulai dengan beberapa gelintir orang saja pada tahun 1901 di Topeka Kansas, pada tahun 2001 jumlah penganut dari gerakan ini sudah mencapai lebih dari 550 juta jiwa.Angka-angka yang menakjubkan bukan? Apa rahasianya? Para pakar setuju bahwa dari sejak awal para penganut gerakan ini adalah orang-orang yang haus untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Misi adalah detak jantung dari hidup orang Kristen.

Kesimpulan:

Hidup orang Kristen harus 1. Berpaut pada ajaran rasuli / Commited to apostolic teachings , 2. Terkait & terhubung dalam kelompok / Connected , 3. Ada peneguhan melalui tanda dan mukjizat / Confirmation , 4. Memiliki kepedulian sosial yang cukup tinggi /Caring, dan 5. Melakukan misi untuk memenangkan petobat baru / Converts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar